Selasa, 16 April 2013

Ilusi Sunyi




Cinta, haruskah aku mengubah mawar merah itu menjadi putih untuk meraih mu?

Rindu, aku tak lagi seperti yang dulu bahkan untuk sedetik yang baru saja berlalu, tapi aku tetaplah aku

Cinta, jika dalam hidup ini diberikan satu kesempatan untuk terlahir kembali maka aku ingin terlahir kembali, dan meraih hatimu lagi

Rindu, Tuhan saja hanya memberikan kita satu hati, lalu bagaimana aku bisa memiliki hati yang lebih selain untuk hatimu

Dan Cinta, Rindu, jadilah bola mataku maka kau akan mengerti seperti apa diriku

Agar kau tak salah memahami perasaanku dan rindu yang kumiliki betullah bertuan

Kamis, 11 April 2013

Puisi Karya Taufik Ismail : Tuhan 9 Cm

Net
Tuhan Sembilan Senti
 

Oleh : Taufiq Ismail

Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok,

Di sawah petani merokok,
di pabrik pekerja merokok,
di kantor pegawai merokok,
di kabinet menteri merokok,
di reses parlemen anggota DPR merokok,

di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok,
hansip-bintara-perwira nongkrong merokok,
di perkebunan pemetik buah kopi merokok,
di perahu nelayan penjaring ikan merokok,
di pabrik petasan pemilik modalnya merokok,
di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,

Rabu, 10 April 2013

Catatan Mr Tamly

Entah berapa banyak sudah goresan kisah syahdu yang tertulis dalam ingatan. Sengaja dan bahkan tidak, kata perkata mulai menyatu, merangkai dan menjadi titik terangnya. Mulanya seperti ttitk-titik hujan yang jatuh, perlahan namun kian pasti, dan tubuh mulai terasa basah, jalananpun kian licin karenanya. Akhir dari hujan akan membentuk kolam, akhir dari cinta entah bagaimana?

Seumpama titik hujan jua, begitulah kiranya tak terhitung lagi kebersamaan yang terjalin diantara hati yang digeluti rasa ragu, hampa dan bahkan untuk perasaan yang sulit terbaca.

Mr. Tamly. Di pertengahan April, hujan turun lagi. Entah memberi rasa baru atau menyapa rasa lama yang hingga kini tak jelas tajuknya. Entahlah. Tapi aku berharap, hujan kali ini akan memberikan satu kepastian, pertahankan yang lama atau mengikat yang baru dengan jelas adanya. 

Minggu, 07 April 2013

Musim Gelisah

Dok.Pribadi
Teruntuk Kelana yang selalu terindu. Sesosok jelmaan yang tanpa jemu, menemani dan memberi warna pada lembaran hati yang kian sendu.Tapi kata hanyalah sebatas kata, entah bila masanya semua kata itu terwujud dalam sebuah pembuktian. 

Dan pada kenyataan kini aku memang hidup dengan jelmaan dalam berbagai keadaan aku menerimanya dengan ikhlas. Tapi penantian itu ada jua batas dan tepinya, duhai pemilik jiwa. Seperti dalam hidup ini, kita menanti sekali untuk mati, juga akan menanti sekali untuk cinta.

Entahlah Kelana, biarlah kata itu jadi kata untuk waktu yang tak terhingga. Sebab aku tak bisa dan tak mudah jua dengan yang lain. Tiada yang lebih darimu, begitu pula tak ada yang kurang dari yang lain. Hanya hati yang tau inginnya. 

Kelana, sudah sekian waktu berlalu penuh dengan dentingan rindu dari ranah pelukanku. Pada detik ini, entah angin mana yang membawakan satu tanya dalam hati, satu rindu yang sedikit menggoresnya. Entahlah, pada siapa jua akan ku tuntut, jika semua curiga dan tanya betul adanya? aku terasing dari sisimu, begitu juga sebaliknya.

Senin, 01 April 2013

Di Awal Bulan April

internet
Kelanaku...

Jalanan panjang, berliku, berduri, bebatuan telah terlalui. Sekian waktu telah habis untuk itu, detik berganti menit, jam, hari, minggu, bulan hingga mencapai lusinan bulan yang kemudian menjadi tahun. Cukup lelah sebenarnya, jika boleh aku mengeluh. 


Namun Kelanaku, raut cinta diwajah mu memberiku kekuatan untuk menempuhnya lagi. Benar, Tuhan telah menciptakan aku satu hati, untuk hatimu dan perjalanan ini untuk hati kita.
Kadang dalam hati rapuh, aku ingin berhenti, aku ingin menikmati masa yang tersisa dengan mu. Sekejap saja. Aku takut, aku tak mampu menempuh dan aku hilang di tengah jalan.