Minggu, 24 November 2013

Kerinduan Jiwa


Sejauh mata memandang kearah lautan biru, sebatas itulah fikiranku berkeliaran tak tertuju. Laut lepas nan dalam, dari kejauhan nampak damai nan tenang.  

Tiba-tiba aku merindukan hal seperti itu, tanpa peduli mungkin saja sesuatu yang menghanyutkan bersembunyi dibawah sana. Jiwaku seperti meronta, memanggil kedamaian agar mendekat kedalam peluk. Dekat dan sedekat-dekatnya.

Ah, aku tertunduk, menyembunyikan wajah malu dalam pangkuan. Kepala ku tempelkan pada dua lutut. Untuk mempereratnya, ku rapatkan dengan kedua tanganku. 

Sabtu, 23 November 2013

Dan Aku Tidak Pernah Lelah,,,

Kelanaku, andai saja engkau berikan sedikit kepercayaan atas setiap langkah yang ku ambil, atas setiap senyum yang ku lemparkan, atas setiap sapaan yang ku terima dan setiap yang ku lakukan. Kelanaku, jika boleh hati yang selalu diselimuti gundah ini bertanya, sepenting apa aku ini untukmu? sejauh mana kehadiranku memberimu kenyamanan dan kedamaian untuk jiwamu? adakah sikapku benar telah menyakitimu, merobek kepercayaanmu. Hingga tak tersisa sedikitpun untuk ku lagi.

Sudikiranya dikau melihat lebih dalam ke dalam hatiku, disana, jika diibaratkan hati ku seperti sebuah ruang, maka dindingnya terbuat dari namamu, langitnya dari wajahmu, lantainya dari senyummu. Jika sudah begitu, jika engkau dapat melihatnya, mungkinkah ada yang bisa singgah lagi disana? aku tak pernah lelah untuk menunggu kedewasaan mu, bahwa inilah aku hidup dengan cintamu.

Aku sedih dalam penantianku menunggu pengertianmu. Sungguh. Bertahun kita telah hidup bersama, masih saja kau pertanyakan kesetiaanku. Kadang aku berfikir, apa selama ini kau yang tidak merasakan kehadiranku? kadang aku juga bingung, mencari-cari dimana letak salahku. Aku berdoa, Tuhan,, turunkan satu cermin ajaib untukku agar aku bisa melihat dimana kesalahanku ketika cermin-cermin disini hanya berdiam diri saja saat aku bertanya.

Rabu, 20 November 2013

Satu Hari Sebelum Hari Ini

Namaku Etty Rismanita. Biasa dipanggil Etty. Nama Ayah Zainal Abidin Yusuf dan Rohana Idris, aku terlahir berkat cinta kasih mereka. Di sebuah desa kecil di tepi laut, yang dikenal dengan Padang Meurandeh, Kecamatan Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya). Aku terlahir pada tanggal 02 Mei 1991, tanggal yang mungkin bersejarah bagi Indonesia, dimana pada 02 Mei disebut dengan hari pendidikan nasional. Aku anak ke tiga dari lima bersaudara, dan aku anak perempuan yang tertua.

Sejak kecil aku dibesarkan disana, tiap hari bermain dengan ombak dan kepiting kecil, aku sekolah  SD pada tahun 1999. Kebetulan sekolah itu terletak berseberangan dengan rumah. Jadi, tiap pagi aku menunggu lonceng masuk dari rumah, begitu derit gerbang berbunyi pertanda ditutup aku langsung  loncat.   

Sama seperti halnya dengan anak-anak seusiaku. Kami bermain disekolah dan sehabis sekolah. Dikalangan teman-temanku, aku sering dibilang seperti anak laki-laki.  Satu hal, yang membuat aku malu hingga hari ini, aku tidak bisa memainkan permainan loncat tali atau grop getah. Permainan yang disukai kaum perempuan ini. Aku malah menyukai permainan anak laki-laki seperti bola pimpong dan kelereng.