Kamis, 27 November 2014

Hujan Akhir November

net
Ditemani secangkir teh, pagi itu aku duduk diteras rumah. Kebiasaan yang sudah lama tidak ku lakukan. Maklum sebagai buruh disebuah perusahaan, aku harus bangun pagi-pagi, pergi pagi dan kembali saat matahari hampir tenggelam. Begitulah kebiasaan yang kini ku geluti. 

Agh sudahlah, cerita sulit hari ini akan menjadi indah saat aku tua nanti. Seperti cerita masa kecil yang menjadi lucu saat ku kenangi kini. 

Mataku jauh memandang ke atas langit, mendung menggantung berat, hujan sepertinya akan turun lebat. Mataku menyusuri hamparan langit hingga mengarah langit kota, letak rumah yang tidak jauh dari kota memudahkan ku untuk melihat tanda hujan disana. Sepertinya sudah hujan di kotaku, sebab langit begitu hitam, awan berterbangan ke arah sana. 

Bila Hati Bicara

net

Bola mataku tak pernah jauh dari apa yang ingin ku lihat, ia sesosok yang mengitari ruang fikir, ruang mata dan ruang hati. Sesosok yang mengubah luka kerinduan menjadi setiap nafas yang dipenuhi oleh keinginan dan harapan. Inilah yang kuyakini sebuah cinta, lewat hati yang berbicara.

Tapi nyatanya sesuatu telah merubah segalanya, sesuatu yang belum mau berpihak untuk ku dari kemarin hingga hari ini. Sesosok yang terus ingin ku lihat kian memudar dalam ruang dan waktu, entah apa alasannya. Bila pun begitu, aku tidak akan memaksa hati lagi untuk mengenang jika itu juga sebuah kelukaan. 

Rabu, 12 November 2014

Kebodohanku



Bukan kehilanganmu yang membuatku sakit, tapi kebodohanku atas rasaku yang telah tertaklukkan pada sebuah kesemuan. Kebodohanku atas hatiku yang telah luruh pada satu cinta yang datang tiba-tiba. Kebodohan fikiranku atas harapan dan asa yang ku gantungkan terlalu hebat dalam seucap janji dikala turun hujan.


Kebodohanku yang tak menyadari atas keberadaan diri jauh dari apa yang diinginkan, dan ketaksanggupanku memenuhi keinginan mungkin adalah alasan yang pantas untuk ku pergi.


Kepedihan yang ada atas keputusan yang telah terpilih biarlah menjadi rahasiaku, kekecewaan itu tidak akan pernah berhenti selama tidak ada pengertian atasnya. Aku faham itu. Aku tidak memaksa kamu berjalan diatas takdirku, kamu memiliki tangan sendiri dan disana kamu bebas mengatur takdirmu.