Sabtu, 27 Juni 2015

En, Es dan Rumi

net
Es

Aku Es, aku memang orang baru dalam kehidupan Rumi. Maafkan aku En, jika kehadiranku mengusik kasihmu dengan Rumi mu, atau Rumi kita. Aku telah mati En, mati tenggelam dalam lautan. Kau tau, bagaimana cara aku  mati. Sadis. Tubuhku terseret-seret, oleh ombak yang bercampur pasir. Aku tak terselamatkan. Aku telah kaku dan dingin.

Rabu, 10 Juni 2015

Surat dari Bekasi


net
Pagi tadi, aku menginjakkan kaki di kampus, sudah lama tidak ku ketahui keadaannya. Sedikit berubah, kebisingan, parkiran yang memenuhi halaman gedung dan sudut-sudut kosong. Kebiasaan lama yang belum menghilang. Aku lansung menuju gedung Fakultas Kesehatan Masyarakat, sambil senyam-senyum pada satu dua orang yang ku kenali.

Setiba didalam gedung, aku menguarkan amplop warna kuning, merobek sisinya, dan beberapa lembaran Ijazah aku tarik. Amplop ini ku terima pagi kemarin, seorang tukang pos mengantarnya ke kantor. Amplop ini sempat menginap di dalam tas ku, semalam. Ketika lembarannya ku tarik, tiba-tiba kertas berbentuk segi tiga jatuh dari dalam amplop.  Kertasnya hanya dilipat dua. Sejenak aku bingung, sebab tidak ada laporan akan ada berkas tambahan, apalagi bentuknya kecil. 

Minggu, 07 Juni 2015

Yang tidak ku tahu rupanya

Yang ku dengar hanya suara yang meraba dalam hening, menghapus duka yang terlahir dari genangan luka. Sekonyong-konyongnya, air mata mengalir dan kau orang asing bak muara. Diam dan menerima tempahan duka yang seolah tak mau habis.

Setelah semuanya terlepas, aku baru sadar. Dan kita mengawali perkenalannya dari nol. Ku tahu tentangmu setidaknya dua hal, negeri asalmu dan nama. Itu saja. Dulu aku sempat menyesal kenapa tidak ku tanyakan semua tentangmu. Aku bodoh, cela ku sambil menokok kepala sendiri.
Malam itu cukup.