Rabu, 26 Agustus 2015

Perihal Prahara

Kadang aku mencoba untuk bangkit, mengajak hati untuk kembali tersenyum dan menerima setiap sunggingan senyum. Aku mencoba untuk membuka diri, melepas kalut yang menerpa hati dari sejak dulu. Terkadang aku dengan baiknya, mengatakan aku mencintai merindui dan ingin memiliki dengan sepenuhnya. Membawanya bersama kemana aku pergi, menjadikannya ada dalam setiap sudut hati. Menjadikannya tempat kembali saat hati tak mampu membendungi rasa. Menjadikanya tempat bercurah resah dan tentang kehidupan. Menjadikannya tempat bersandar kala lelah.

Kamis, 20 Agustus 2015

Oleh Sebab Hati

Lhoknga
Kedua kaki yang berpijak dipasir putih lembab baru ditinggalkan pasang, bagaimana mungkin aku tidak percaya,  ku rasakan lidah-lidah pasang menciumi mata kaki, bagaimana mungkin aku salah mendengar,  deburan ombak yang menggila, aku tidak mungkin lupa. 

Deburan yang pernah menenggelam perahu cadik hati hingga tercabik. Sudahlah,  kedatanganku kali ini bukan untuk itu. Bukan untuk mengorek-ngorek pilu yang tertimbun pasir. Mereka sudah terkubur dalam, dalam sekali. Damai bersama zaman.