Aku bersila di teras rumah sambil menikmati ukiran senja di kaki langit yang kian memerah. Sesekali semilir angin menampar pipiku, mengacak lamunan yang sedang ku rangkai tanpa sengaja. Ada perasaan tak enak meraba hati di sore hamper magrip itu, dengan berat hati ku raih handphone yang sejak tadi telah berdering di kantong celana ku, ternyata satu pesan “my heart” tertera di layar, bernada
“Aku kuliah di blang Pidie”
Aku lunglai, otot ku berpisah satu sama lain, butiran beningpun berkunang di pelupuk mata, pelan mengaliri celah pipi. Tak pernah terlintas seujung benang pun kita akan berpisah dengan waktu yang lama. Inikah takdirku