Dok.Pribadi |
Ku pikir, tiada salahnya sesekali mengulik kenangan sebagai
tanda aku pernah ada, mungkin ada yang tersisa di balik puing-puing asa yang
telah tumbang kemarin lalu. Ku rebahkan raga pada tilam. Aku tak menyesali apa
yang telah terjadi, hanya saja sebuah kepergian yang begitu tiba-tiba
menghanyutkan jiwa, seperti merebut paksa apa yang telah menyatu dalam jiwaku.
Manusia mana yang sanggup hidup tanpa jiwa ? Mungkin aku telah mati, disilam
itu.
Tapi malam itu setelah ku kulik beberapa kenangan di
sudut-sudut memori kepala, aku seperti diberikan sebuah nafas untuk mengerjakan
sebuah hal. Dengan perjanjian, aku akan suri kembali bila dalam waktu yang di
tentukan, aku tak menemukan nafasku yang pergi itu. Oh Tuhan, haruskah hidup ini berjalan bila kelak harapan itu
hanya sebuah lahan kosong?. Remuk. Redam.
(Bersambung,)
0 komentar:
Posting Komentar