Kamis, 07 Maret 2013

Kami (Kembali Kerumah)

Dok. Pribadi
Kini kami berkumpul kembali, setelah sekian lama sebagian diantara kami terbawa angin. Dengan berbagai sebab dan alasannya. Tapi yang pasti, karena kami belum kuat terpancang. 

Sebentar lagi dirumah kami akan ada acara kanduri besar, kanduri untuk hari bersejarah.

Entah karena kanduri itu kami berkumpul? jawabannya ada dihati mereka dan juga di hati kami.
Ini duduk kami yang pertama kalinya untuk membahas kanduri besar yang akan kami gelar awal bulan April ini. Meskipun belum semuanya hadir, tapi kami akan menunggu untuk kepulangan mereka-mereka yang masih jauh dari kami. Dari rumah kami.

Dok. Pribadi
Dalam pertemuan di sebuah petang itu, cukup mengasikkan. Cinta masih jelas di mata mereka, cinta terhadap rumah yang telah lama tertinggal ini. Andai bisa selamanya seperti ini, tak gugur oleh angin, tak runtuh oleh badai.  

Semoga komitmen tidak hanya dimulut saja





Ini kanduri besar. Tentu banyak hal yang perlu kami bicarakan, mulai dari hal-hal besar hingga ke yang kecilnya. Sebab ini kanduri besar, kami tidak mau ada cacat. Kali ini kanduri kami harus dilihat oleh semua mata bahkan untuk mata dunia.

Diskusi perdiskusi terus kamu gulirkan, mulai dari warung kupi, hingga ke rumah bahkan sambil kami jalan. Lihat saja ini keseriusan dari Buk Kabid kami, ia penanggujawab dari Lomba Debat Kesehatan antar mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) se-Aceh.


Selanjutnya si Ketua Panitia Umum, ia yang memegang semua kendali dari kanduri besar ini. Suksesnya acara, tergantung pada ketegasan dan keuletannya. Tapi kami percaya, ia pasti bisa.

Ada 5 kegiatan yang sedang kami susun, lomba Futsal antar club, Lomba Membaca Puisi antar pelajar mahasiswa, Debat Kesehatan antar mahasiswa kesehatan masyarakat se Aceh, BEM Award I dan yang terkahir Funbike. Semua itu di pegang oleh mereka-mereka yang tentunya memiliki tanggungjawab besar.


                                 
Kami senang, kami berbahagia. Kami bisa bersama lagi, merancang mimpi, membangunnya dengan pasti. Lihat saja nanti.

Angin itu sebuah musim, yang selalu datang dalam waktu yang tak terduga. Kami pun pancang muda, yang sedang merajut akar hingga dalam. Terbawa angin, terhempas badai tentu hal yang lumrah. Tapi kami akan selalu berusaha kuat dan memahami setiap hati-hati kami dan mimpi-mimpi kami. 

Semoga kami pulang kerumah tak hanya sedang kanduri besar saja

0 komentar:

Posting Komentar