Kelanaku, andai saja engkau berikan sedikit kepercayaan atas setiap langkah yang ku ambil, atas setiap senyum yang ku lemparkan, atas setiap sapaan yang ku terima dan setiap yang ku lakukan. Kelanaku, jika boleh hati yang selalu diselimuti gundah ini bertanya, sepenting apa aku ini untukmu? sejauh mana kehadiranku memberimu kenyamanan dan kedamaian untuk jiwamu? adakah sikapku benar telah menyakitimu, merobek kepercayaanmu. Hingga tak tersisa sedikitpun untuk ku lagi.
Sudikiranya dikau melihat lebih dalam ke dalam hatiku, disana, jika diibaratkan hati ku seperti sebuah ruang, maka dindingnya terbuat dari namamu, langitnya dari wajahmu, lantainya dari senyummu. Jika sudah begitu, jika engkau dapat melihatnya, mungkinkah ada yang bisa singgah lagi disana? aku tak pernah lelah untuk menunggu kedewasaan mu, bahwa inilah aku hidup dengan cintamu.
Aku sedih dalam penantianku menunggu pengertianmu. Sungguh. Bertahun kita telah hidup bersama, masih saja kau pertanyakan kesetiaanku. Kadang aku berfikir, apa selama ini kau yang tidak merasakan kehadiranku? kadang aku juga bingung, mencari-cari dimana letak salahku. Aku berdoa, Tuhan,, turunkan satu cermin ajaib untukku agar aku bisa melihat dimana kesalahanku ketika cermin-cermin disini hanya berdiam diri saja saat aku bertanya.