Namaku Etty Rismanita. Biasa dipanggil Etty. Nama Ayah Zainal Abidin Yusuf dan Rohana
Idris, aku terlahir berkat cinta kasih mereka. Di sebuah desa kecil di tepi
laut, yang dikenal dengan Padang Meurandeh, Kecamatan Manggeng Kabupaten Aceh
Barat Daya (Abdya). Aku terlahir pada tanggal 02 Mei 1991, tanggal yang mungkin
bersejarah bagi Indonesia, dimana pada 02 Mei disebut dengan hari pendidikan
nasional. Aku anak ke tiga dari lima bersaudara, dan aku anak perempuan yang
tertua.
Sejak kecil aku dibesarkan
disana, tiap hari bermain dengan ombak dan kepiting kecil, aku sekolah SD pada tahun 1999. Kebetulan sekolah itu
terletak berseberangan dengan rumah. Jadi, tiap pagi aku menunggu lonceng masuk
dari rumah, begitu derit gerbang berbunyi pertanda ditutup aku langsung loncat.
Sama seperti halnya
dengan anak-anak seusiaku. Kami bermain disekolah dan sehabis sekolah. Dikalangan
teman-temanku, aku sering dibilang seperti anak laki-laki. Satu hal, yang membuat aku malu hingga hari
ini, aku tidak bisa memainkan permainan loncat tali atau grop getah. Permainan yang disukai kaum perempuan ini. Aku malah
menyukai permainan anak laki-laki seperti bola pimpong dan kelereng.
Diluar sekolah kami
bermain di kebun kopi belakang rumah tetangga yang tak jauh dari rumah ku.
Permainan kami sangat sederhana, kejar-kejaran di atas pohon kopi. Batangnya
yang lentur memudahkan kami untuk loncat dari satu pohon ke pohon lainnya. Risiko
permainannya cuma dua, terjatuh atau dikeroyok semut.
Kebiasaan lainnya, di
kampung kecilku. Teman-teman mainku, sering menghabiskan waktu luang atau hari
libur dengan bepergian ke rawa–rawa (kolam-kolam besar yang dipenuhi dengan
semak belukar) untuk mencari hewan air, seperti kerang. Nah untuk bagian ini,
aku dilarang. Entah apa sebabnya. Namun aku tak ingin melewatkan pertualangan
ini dan akhirnya aku sering pergi sembunyi-sembunyi dari ibuku. Tak ayal juga,
ketika aku pulang dengan lumpur selutut, aku juga mendapatkan cubitan dari
ibuku.
Pada masa kecilku
tidak selamanya bisa ku habiskan dengan bermain-main saja. Orangtuaku petani,
menanam padi bila tiba waktunya selain itu di kebun sewaan Ayah menanam cabe,
kacang-kacangan dan segala kemudahan lainnya. Dan bila ada hasil akan dibagi
dengan pemilik tanah. Begitulah.
Tahun 2003 aku masuk
SMP dan SMA tahun 2006, sekolah ini terletak di kota Manggeng berjarak dari
kampung ku sekitar 6 Km. Aku pergi sekolah dengan sepeda. Sepeda bekas saat itu
dengan harga 75 ribu rupiah yang dibelikan orangtuaku untuk bersekolah. Aku
sangat senang menerima sepeda itu, ku rawat seperti merawat diri dan saat di
SMA aku baru mendapatkan sepeda baru.
Seperti anak-anak
lainnya, aku juga memiliki mimpi, mimpi ingin kuliah dan mengejar cita-citaku.
Usai SMA (2009) aku pergi ke Banda Aceh untuk melanjutkan pendidikan. Aku
sempat khawatir dengan keadaan ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan aku
untuk kuliah. Tapi hal ini diyakinkan oleh saudara-saudaraku.
Akhirnya aku kuliah
di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Muhammadiyah Aceh
(Unmuha) dengan jurusan Epidemiologi,
sebuah ilmu yang mempelajari tentang distribusi dan determinan penyakit dalam
sebuah populasi atau masyarakat. Aku suka tantangan dan berpetualang, bertemu
orang banyak, hidup bebas dengan alam dan bisa membantu orang-orang yang
kesusahan terlebih itu pada mereka-mereka yang berada didaerah tertinggal.
Saat kuliah. Aku
bergabung dalam sebuah Lembaga Pers Mahasiswa (LPM), sebuah lembaga yang bergerak dibidang tulis menulis.
Disana aku belajar banyak, mendapatkan ilmu yang tidak pernah ku dapatkan dalam
ruang perkuliahan. Setidaknya, walaupun masih belum mahir betul tiga karya ku
pernah dimuat di media lokal Aceh.
Tahun selanjutnya
2011, aku juga kuliah di MJC (Muharram Jurnalist Collect) sebuah lembaga khusus
jurnalistik, aku merupakan perwakilan dari LPM. Sedangkan di FKM pada tahun
yang sama aku sempat menjabat sebagai sekretaris umum Himpunan Mahasiswa
Peminatan (HMP) Epidemiologi dan juga sempat menjabat sebagai sekretaris umum
di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kesehatan Masyarakat periode
2012-2013.
Ah, akhir dari
pendidikanku. Aku selesai pada 21 oktober 2013, dimana aku dan beberapa kawanku
yang beruntung diwisudakan. Beginilah perjalanan yang bisa ku kisahkan satu hari sebelum hari ini. Pahit getir menjadi pengalaman yang tak terlupakan sedangkan tawa dan
suka menjadi kenangan yang paling indah dalam hidup. Aku bertemu seseorang yang
kini menjadi teman, sahabat bahkan saudara.
Nah, masalah cinta hehehe biar itu menjadi masalah
pribadiku, yang jelas aku menemukan mereka-mereka yang unik, humoris dan
sebagainya.
Sekian dulu yaa, jika Tuhan mengizinkan lain waktu akan ku ceritakan masalah cintaku jika itu pun jelas tajuk dan pangkalnya. hehehe
Sekian dulu yaa, jika Tuhan mengizinkan lain waktu akan ku ceritakan masalah cintaku jika itu pun jelas tajuk dan pangkalnya. hehehe
0 komentar:
Posting Komentar