Kamis, 20 Agustus 2015

Oleh Sebab Hati

Lhoknga
Kedua kaki yang berpijak dipasir putih lembab baru ditinggalkan pasang, bagaimana mungkin aku tidak percaya,  ku rasakan lidah-lidah pasang menciumi mata kaki, bagaimana mungkin aku salah mendengar,  deburan ombak yang menggila, aku tidak mungkin lupa. 

Deburan yang pernah menenggelam perahu cadik hati hingga tercabik. Sudahlah,  kedatanganku kali ini bukan untuk itu. Bukan untuk mengorek-ngorek pilu yang tertimbun pasir. Mereka sudah terkubur dalam, dalam sekali. Damai bersama zaman. 

Bagaimana mungkin aku tidak mengenal suara angin yang memanggil dari pucuk pucuk cemara,  mereka datang bergemuruh dan berkawan-kawan. Merekalah ritme yang menyatukan hati dengan semesta ini.  Jelas merekalah saksi saksi yang menyimpan kebenaran. Dasar kau,  belum pernah berubah harumnya masih sama.  

Jangan tanya kenapa aku disini,  bagaimana bisa aku sampai disini. 

Kenapa?  Ada yang beda ya?  Iyaa,,,  

0 komentar:

Posting Komentar