Sabtu, 27 Juni 2015

En, Es dan Rumi

net
Es

Aku Es, aku memang orang baru dalam kehidupan Rumi. Maafkan aku En, jika kehadiranku mengusik kasihmu dengan Rumi mu, atau Rumi kita. Aku telah mati En, mati tenggelam dalam lautan. Kau tau, bagaimana cara aku  mati. Sadis. Tubuhku terseret-seret, oleh ombak yang bercampur pasir. Aku tak terselamatkan. Aku telah kaku dan dingin.
Aku meninggalkan duka dihati Rumi. Sebelum aku memejamkan mata untuk selamanya, aku melihat Rumi tertunduk redam dengan wajah ditekuk. Tubuhnya basah dan berpasir. Aku tau, hati Rumi disesaki air mata yang tak kunjung ditumpahkan. En, padahal kami baru saja melewati hari indah, tapi seketika duka menyalup, Rumi di uji Tuhan.

Saat aku tenggelam, aku melihat Rumi kelimpungan mencari diantara ombak yang bergulir, diantara pasir yang menindih-nindih tubuhku. Saat tubuhku diseret-seret ombak, ku dengar suara Rumi sayup-sayup, timbul tenggelam seiring tubuhku terseret-terseret. Rumi meraba-raba aku yang sedang dalam keruh. 

Rumi membuka bajuku, meniup-niupkan udara kedalam rongga-rongga tubuhku. Menekan-nekan dadaku. Aku tak lagi bernafas, lobang hidungku telah tersumbat, paru-paru ku telah keasinan. Saat hari terakhir itu. ingin sekali ku menyeka airmatanya, nasib telah menentukan jalannya.

***

En

Pada awalnya, jujur aku merasa cemburu dengan kehadiran Es dalam hubunganku dengan Rumi. Tapi rasa bicik itu, perlahan ku tahan. Rumi mencintaiku dan walaupun kadarnya berbeda. Penampilanku yang jelek, hitam dan sudah tua, menyadarkan bahwa rasa cemburu itu memang harus ku bunuh. 

Rumi ku membelikan En baju baru, aku tidak. Aku tetap dengan pakaian ku yang lusuh. Rumi memberi dia wangian, aku tidak. Aku berdebu. 

Aku terjatuh, rusukku patah dua, bentuk tubuhku tak lagi sempurna. Didalam tubuhku, telah dimasukkan lem, agar tulang-tulangku merekat.

Aku sering tertinggal, terhimpit diantara gundukan buku, sudut lemari di bawah bantal dan dimana-mana. Aku semakin tua dengan penderitaan yang ku alami. Rumiku pergi ke hati lain. 

Ku harap En mengerti dengan cemburu yang ku miliki. Aku tahu persis bagaimana kedua kelopaknya mengatup hingga terbuka di pagi hari. Disaat Rumiku tak bisa tidur, aku meninabobokan dia hingga aku  terkatup sendiri. 

Aku tahu, mungkin aku tidak bisa mendengar curhat Rumi karena aku tidak punya ruang yang cukup untuk mendengarnya dibandingkan Es. Itu kelebihan Es yang tidak ku miliki. Rumi suka suka bercerita.

Dan sedikit lagi aku jujur, aku sempat senang mendengar En dan Rumi telah berpisah. Tidak lagi satu rumah. Karena aku bisa mengembalikan perhatian Rumi  kepadaku. Rumi mengajakku lagi. Mengajak ku tidur. Tapi waktuku tak lagi banyak, aku sering sakit-sakitan. Dalam dua bulan ini, aku telah mengalami setidaknya puluhan mati suri.

Dan ini, membuat Rumi jengkel. Pernah sekali. Aku lagi bersama Rumi, tiba-tiba sakit ku kumat. Aku melihat mata Rumi menatap tajam, sebelah tangannya diacungkan dan siap mengayun. Tapi hati Rumi menahan. Aku tak kunjung di lempar. Aku tau Rumi tidak suka melempar jika sedang kesal. Setidaknya itu kebaikan Rumi yang ku ingat terhadapku.

En, aku mati lebih sadis dari mu, aku tidak tenggelam. Tapi paru-paru ku kemasukan air yang tumpah dari gelas. Aku fikir setelah kepergianmu cinta Rumi akan kembali padaku, nyata tidak cintanya memang telah terbagi dari sejak dulu.

***

Rumi

Membagi hati itu tidak mudah tapi perpisahan lebih sulit dari pada yang ku bayangkan. Mungkin ini jalan Tuhan untuk mengajari aku yang ceroboh.

Aku minta maaf, telah tidak menjaga apa yang telah ada disisiku. Kini ku sadari semua itu cukup berarti. Kini ku sunyi. Berharap kalian kembali tidak lagi mungkin. Kalian telah kaku.

Es dan En, maaf tubuhmu harus ku buang. Aku tak bisa melihat tulang-tulangmu mengering di sekitar ku. Tak bisa. 

net
"Kita sudah memutuskan untuk saling melupa, maka semuanya ku hapus. Aku tidak ingin melihatmu disini, sekalipun telah menjadi bangkai. Oh bangkai yang malang"

3 komentar:

Ben mengatakan...

mantaaap.. :)

Etty Rismanita mengatakan...

heheehe :) masih belajar coret

Etty Rismanita mengatakan...

heheehe :) masih belajar coret

Posting Komentar