Rabu, 12 November 2014

Kebodohanku



Bukan kehilanganmu yang membuatku sakit, tapi kebodohanku atas rasaku yang telah tertaklukkan pada sebuah kesemuan. Kebodohanku atas hatiku yang telah luruh pada satu cinta yang datang tiba-tiba. Kebodohan fikiranku atas harapan dan asa yang ku gantungkan terlalu hebat dalam seucap janji dikala turun hujan.


Kebodohanku yang tak menyadari atas keberadaan diri jauh dari apa yang diinginkan, dan ketaksanggupanku memenuhi keinginan mungkin adalah alasan yang pantas untuk ku pergi.


Kepedihan yang ada atas keputusan yang telah terpilih biarlah menjadi rahasiaku, kekecewaan itu tidak akan pernah berhenti selama tidak ada pengertian atasnya. Aku faham itu. Aku tidak memaksa kamu berjalan diatas takdirku, kamu memiliki tangan sendiri dan disana kamu bebas mengatur takdirmu.
Dan tentang harapanku yang pernah dipertanyakan, tak perlu lagi diungkit. ini sepenuhnya menjadi milik mimpiku. Dan senja yang manis itu akan menjadi kenangan bisu dan pembelajaran tentang betapa lemahnya menggapai mimpi, seperti hari yang tak kunjung malam. Bagaimana kita akan bertemu pagi?
Ku pergi membawa pergi segenggam asaku, ku memujuk padanya agar tak perlu lagi merajuk. Dan kebodohan ini tak jua jadi penyesalan, namun penyadaranku atas keputusan untuk memilih dan mencintai lagi.

Mungkin langkah ini memang terhenti, dan melihatnya pergi dengan senyuman. Aku yang tak patut berada di keindahan hatimu. Dan satu lagi, aku akan selalu seperti ini, sampai ada yang mengatakan yang ku jalankan adalah salah.
Tuhan bimbing hamba.


Kajhu, 04 Oktober 2014

0 komentar:

Posting Komentar