Selasa, 26 Februari 2013

Kumpulan Orang Gila (Kami)

Putroe Phang
Ini kumpulan orang-orang gila, orang-orang yang berbicara tentang kemerdekaan. Tidak pernah sedih walau terkadang sejuta persoalan menjerat masing-masing anggota. Namun ketika kami bersama, seolah luka tiada artinya. Kami tertawa, berbicara politik dengan seadanya, tentang kemerdekaan, tentang dunia pendidikan serta dunia kesehatan, selayaknya kami ini masih mahasiswa.

Namun satuhal, kami tidak pernah membicarakan tentang cinta. Tak pernah.
Ya, semacam cinta seorang demonstran siapalah yang bisa menyambutnya? mungkin.

Entahlah, cinta seperti elergi di bibir kami, entah karena perbedaan usia antara beberapa anggota, prinsip mungkin dan atau mungkin itu terlalu tabu dibicarakan untuk kumpulan orang-orang gila seperti kami ini.

Mungkin juga memang beberapa anggota sedang dalam masa kesendirian, seperti si Fakhriaty Azura, dia hanya menyebutkan satu nama. Orangnya seperti apa, kami tidak tahu. Samahalnya dengan Lisa Fatma Yanti, ia hanya sekedar menyebutkan "Dia satu sekolah sama Lisa, dulu" setelah itu tidak ada lagi kepanjangan ceritanya, entah bahagia atau sebaliknya.

Setelah itu sigesit Saia Nanda, gadis yang paling kecil dantara kami. Dia sering menggandeng seorang cowo namun tak jelas statusnya. Kisahnya pun hilang tak tau seperti apa. Lalu aku. Aku sibuk dengan sekelumit jelmaan yang tak jelas tajuknya. Hidupku terlalu rumit, aku harus bekerja untuk penghidupan. Mungkin ini yang membedakan aku dengan yang lainnya. Tapi aku tetap tak mengeluh. Sebab jika kami bersama luka tiada artinya.

Begitu juga hal-hal pribadi lainnya, tidak ada yang saling sentuh, kami membiarkan tetap pribadi yang tak boleh di intervensi oleh siapapun, atau mungkin juga kami tidak pernah mengeluh atas sikon yang terhadapi. Sebab kami bersama, luka tiada artinya.

Kami berasal dari perbedaan, mulai dari bahasa, latar belakang dan budaya tapi yang jelas kami berasal dari satu kesamaan. Sama-sama dari sebuah nanggroe yang terpinggirkan oleh pemerintah. Barangkali pemerintah sedang lupa terhadap nanggroe kami. Entahlah


Kaju, 23 Minggu

0 komentar:

Posting Komentar