Minggu, 21 Juli 2013
Kawen Paksa (Meubalah Panton Aceh)
Geutuleh le Etty Rismanita, Nazar Shah Alam, dan Muhammad Ali
Etty Rismanita
Salamualaikom e sigom wareh
Hana ta tuleh keu kawen paksa
Sidroe pemuda geuthem meu abeh
Demi peulareh disinyak dara
Dalam cerana ranup seulaseh
Gapu geutindeh keu cukop atra
Meukawen paksa cukop meupaleh
Hate lam seudeh siumu masa
Meubalah Pantoen
NZA |
sumber: grup Sastra Aceh facebook, 26-27 Maret 2012
Syeh Manggeng
Assalamualaikom hai tengku jampok
Pat taduk jinoe digata?
Nibak malamnyoe ulon that suntok
Ku preh-preh troek lawan meucakra
Soe nyang beuhe jaroe neutunjoek
Jet lon peurabok jeut-jeut anggota
Taba laju senjata keuno beu-ok
Beuthat pih rayek hanjet keumara
Beuthat pih AK keuno tatarok
Hanjet ke reudok masam ngon muka
Munyoe gata sep sigoe geu reu,ek
Laju meutumpok hana meudaya
Dua Gadeh Emak
Elfi (Foto: 2012) / Etty (Foto: 1997) |
Lihat poto disamping ! saya fikir ada beberapa kemiripan. Ya, yang mengenakan baju putih dan celana merah itu Saya, seperti bendera saja hehehe potonya diambil sekitar tahun 1997 dan 1996, saya sudah lupa tahun pastinya, dilihat dari segi gambar nampak buram maklum kamera waktu tahun itu lagi tak canggih. Hehehe
Dan sebelahnya, itu Adik Saya, umurnya sekarang sekitar 5 dan 6 tahun. Dia Adik nomor dua, yang sebelumnya laki-laki yang kini baru tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Posisinya disini, ia anak tuloet dan Saya anak tengah atau anak ketiga dari lima bersaudara yang selebihnya laki-laki. Artinya dalam keluarga saya ada tiga laki dan dua perempuan.
Sabtu, 20 Juli 2013
Jiwa yang Lain
Ketika keindahan itu mulai merasuki alam hati, memberi warna seperti pelangi di pagi hari. Menggenggam tangan mengajak terbang untuk mewujudkan mimpi, ke atas awan bermain dengan butiran-butiran hujan, jauh sangat jauh merasuki diri dan bahkan aku menemukan diriku dalam bentuk diri yang lain, senyuman yang lebar, dada yang lapang. Barangkali, aku memiliki dua wajah. Oh tak mungkin.
Sejak hari itu, aku, jiwaku, impianku seperti termiliki oleh jiwa yang lain. Jiwa yang sulit untuk ku jelaskan bentuknya, rupanya dan caranya menggenggam mimpiku. Entahlah, saat itu hati seperti deburan ombak yang menubruk karang sedangkan jiwaku melayang-layang ditengah lautan. Kemanapun ku lemparkan pandang, hanya ada mimpi, mimpi dan mimpi baru yang kelak akan terwujud.
Sejak hari itu, aku, jiwaku, impianku seperti termiliki oleh jiwa yang lain. Jiwa yang sulit untuk ku jelaskan bentuknya, rupanya dan caranya menggenggam mimpiku. Entahlah, saat itu hati seperti deburan ombak yang menubruk karang sedangkan jiwaku melayang-layang ditengah lautan. Kemanapun ku lemparkan pandang, hanya ada mimpi, mimpi dan mimpi baru yang kelak akan terwujud.
Jumat, 19 Juli 2013
Selamat Berteman, Teman
Net |
Izinkan
kedua tanganku menutup semua bayangan buruk yang menghantui mata dan hatimu,
izinkan kedua tanganku menampung air kesedihan yang menetes dari luka silammu yang nian dalam terpacang di palung hatimu. Aku melihat kerut luka yang merajut di wajahmu, garis-garis kebencian yang tersulam di ronamu dari goresan jemari hatimu.
Mungkin tanganku tidak menjanjikan
keindahan, seperti mengubah lukamu menjadi tawa, sedihmu menjadi
senyuman, dan menggantikan derita yang engkau tangisi menjadi bahagia. Tapi hanya itu yang bisa kulakukan saat melihat hatimu
terluka, matamu membendung tangis dan dadamu dipenuhi sesak.
Selasa, 16 Juli 2013
Ketika Pembual Jatuh Cinta
Entah
bagaimana aku bisa menafsirkan segala rasa yang hadir di palung hati
ini, ia bagai sayap yang membuat ku mampu terbang menjelajahi negeri
cinta yang dipenuhi dengan kepura-puraan, ia bagai lentera yang
menerangi sejagad hitam nan kelam, ia bagai senja yang dipenuhi dengan warna-warni ketenangan dan kelembutan.
Ia adalah jiwa yang diam, melirik dengan sorot mata yang tajam dengan kelembutan dan keteduhan. Ia adalah kerinduan yang bersemayam dihati nan dalam, kerinduan yang hadir tanpa jarak, tanpa waktu dan tanpa syarat. Ia adalah senapan tanpa peluru megah, emas beracun, kuningan beracun atau besi yang diruncingkan. Ia senapan yang berpeluru kehangatan.
Ia dan ia adalah sejagad rasa yang tak mampu ku
tuangkan dalam rasa, tak mampu ku jelaskan pada hati dan ku beri jawab pada tanya. Hanya kemurahan tangan Tuhan yang mampu memberi kejelasan kisah ini akan bermuara
kemana.
Ah, akankah engkau percaya kata yang keluar dari pemabok berat? aku seorang pembual.
Kamis, 11 Juli 2013
Dalam Sebuah Truk ke Negeri Dingin
Dok. Pribadi |
Cerita ini terlalu panjang, kami melakoninya selama 24 jam x 4 kali dimulai pada hari minggu dan berujung di Rabu siang. Entah darimana aku harus memulainya? dari tawa, cemberut, marah, panik, takut ketika harus menyaksikan mobil terbalik di tubuh Inang-Inang dan wajah-wajah sibuk itu, atau dari gempa yang menggoyang ditengah rasa panik atau sebuah truk kuning yang selalu bocor ban. Atau dari hujan yang datang tiba-tiba? ya, hujan !. Hujan memang suka menghadirkan sesuatu yang tidak di mengerti dengan akal tapi untuk kali ini aku tidak mau menerka-nerka, biar mereka yang memutuskan untuk memulai atau pun mengakhiri yang tidak terterka itu. Ah seperti mengulang cerita lama saja, saat empat perempuan lajang menjadi pemeran dalam dialog hati yang singkat itu. (hehehe)