Minggu, 21 Juli 2013

Dua Gadeh Emak

Elfi (Foto: 2012) / Etty (Foto: 1997)
Lihat poto disamping ! saya fikir ada beberapa kemiripan. Ya, yang mengenakan baju putih dan celana merah itu Saya, seperti bendera saja hehehe potonya diambil sekitar tahun 1997 dan 1996, saya sudah lupa tahun pastinya, dilihat dari segi gambar nampak buram maklum kamera waktu tahun itu lagi tak canggih. Hehehe

Dan sebelahnya, itu Adik Saya, umurnya sekarang sekitar 5 dan 6 tahun. Dia Adik nomor dua, yang sebelumnya laki-laki yang kini baru tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Posisinya disini, ia anak tuloet dan Saya anak tengah atau anak ketiga dari lima bersaudara yang selebihnya laki-laki. Artinya dalam keluarga saya ada tiga laki dan dua perempuan.

Nama lengkapnya Elfi Rama Fitri terlahir di bulan puasa atau ramadhan makanya ujung namanya ada Fitri (Idul Fitri). Kehadirannya, sejujurnya sebagai pencerah khususnya bagi Saya, hehehe karena Saya merasa risih menjadi anak perempuan satu-satunya dalam keluarga. Rasanya itu tidak enak banget. Meskipun segala kebutuhan dipenuhi bahkan berlebihan, tapi tetap saja ada yang kurang, tak lengkap dan saya selalu merasa gelisah. Apapun yang saya lakukan tidak boleh jauh dari orang tua, sekalipun orang tua terlebih Emak tidak melarang tapi ada rasa sedih ketika melihat beliau sendiri ketika saya tiada.

Emak saya dulunya sudah pernah kehilangan satu anak perempuan, hingga sekarang bila disebut-sebut masih ada air mata yang keluar dari Emak, air mata yang tak pernah habis untuk Almarhumah kakak saya, yang sesungguhnya saya juga tidak mengenal. Saat dia di panggil Tuhan, saya masih terlalu kecil bahkan berjalanpun belum bisa. Saya tahu, Emak sangat terpukul saat kehilangan anak, manusia mana yang sanggup kehilangan orang yang terlahir dari hati dan jiwanya? bahkan yang tergolong selain manusiapun juga tak rela.

Saya mendengar cerita kesedihan itu saat duduk di SMP dari adik Emak dan saudara dekat. Dari sejak itulah saya tak mau jauh dari Emak, selalu doa yang saya kirimkan selepas shalat kepada Tuhan agar ia memanjangkan umur saya hingga di hari senja Emak, agar saya bisa menemani beliau, agar saya menjadi pengganti anak gadisnya yang hilang walaupun pada dasarnya tidak bisa tergantikan, karena saya tahu Emak menyayangi anaknya sama, tidak ada beda. Yang hilang tetap hilang dan ada di kenangannya sedangkan yang ada tetap akan di depan mata.

Ah lupakan cerita kesedihan itu, bukankah Emak sekarang sudah memiliki dua gadis lagi? yang Insya Allah akan selalu setia dengan kasih sayangnya kepada Emak. Amin

Sebenarnya bukan gelisah yang bagaimana ketika saya sendiri tidak punya saudara perempuan lainnya, tapi saya takut ketika saya pergi Emak sendirian dan itu akan mengingatkan ia kembali ke kesedihan silamnya. Oleh sebab itu saya sangat berterimakasih atas kehadiran adik perempuan Elfi, ketika kelak saya tiada dia yang akan menjadi pengganti saya untuk menjaga Emak. Hehehe
 
Sekarang dia yang menjadi penyemangat Emak, tanpa dia rumah pasti akan sepi, dengan bandelnya, dengan rewelnya, dan dengan segala-galanya darinya. Kini saya di rantau, Abang yang tertua juga di rantau, yang kedua juga di rantau  hanya sesekali pulang kerumah. Ya, hanya dia dirumah bersama satu adik saya yang baru tamat SMP itu, sebentar lagipun ia juga akan merantau. Katanya dia pengen masuk pesantren, mudah-mudahan saja tercapai. Amin

Emak, kini engkau memiliki dua gadis yang akan selalu memberimu tawa, senyum dan kebahagian. Emak we love you !



0 komentar:

Posting Komentar